Persoalan Tentang Sakit hati


Hidup ini memang penuh Romantika, dan penuh Dinamikanya. Seandainya kita tidak mempunyai perasaan lagi, maka apa pun yang dilakukan orang terhadap kita tentu responnya biasa saja. Namun karena kita manusia yang normal, oleh sebab itu bila ada sikap seseorang yang kelewatan (kebangetan) terhadap kita maka kita akan merasa sakit hati.

Sakit hati itu adalah sikap yang wajar dan dapat muncul secara mendadak, biasanya karena ulah dan tingkah orang lain terhadap kita atau sebaliknya. Berbagai sebab yang mengakibatkan kita sakit hati, antara lain karena kita merasa tidak dihargai, kita merasa dikesampingkan atau diremehkan serta dihina.

Sakit hati itu dapat timbul tanpa harus kita disakiti atau dilukai, kita tidak harus dipukul juga. Namun dari sikap dan perlakukan serta kata-kata yang disampaikan dengan cara menyindir dan kritik dapat membuat kita merasa sakit hati. Sakit hati itu akan lebih cepat terasa lagi bila yang meperlakukannya itu adalah orang-orang yang kita kasihi.


Orang yang sakit hati tentu akan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dan tidur tidak nyenyak makan tidak enak. Sakit hati juga dapat merampas suka cita dan selera hidup kita, dengan demikian orang yang sedang sakit hati akan terlihat diwajahnya selalu cemberut dan hidupnya menderita dan pekerjaannya agak berantakan.

Oleh sebab itu jika kita coba mengkaji ulang, sebenarnya kita akan merasa sangat rugi jika kita harus mengalami sakit hati, sementara orang yang menyakiti kita itu tidak tahu-menahu atau bahkan saat ini sedang bersenang-senang.

Konon cerita ada dua orang sahabat karib yang sedang mengembara. Mereka berjalan menuju ke padang belantara, masuk hutan keluar hutan, masuk desa keluar desa. Suatu hari kedua sahabat itu bertengkar, dan akhirnya terjadi perkelahian. Salah seorang tiba-tiba menempeleng wajah sahabatnya. Sahabat yang ditempeleng itu tidak membalasnya, namun ia merasa sakit hati. Lalu ia menulis tulisan di atas pasir, bunyinya demikian, “ Hari ini sahabat baikku menempeleng aku.” Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan lagi.

Di tengah perjalanan karena sengat terik matahari membuat mereka haus dan lapar. Itu sebabnya mereka berhenti di tepi sungai untuk menyantap makanan. Tatkala sahabat yang ditempeleng itu pergi ke sungai mengambil air, tiba-tiba ia terpeleset ke dalam sungai dan ia tidak bisa berenang. Ia menjerit minta tolong, dan sahabatnya dengan sigap dan cekatan terjun ke sungai menolong dan menyelamatkannya dari maut.

Setelah siuman, ia menulis lagi tulisan di atas sebuah batu, bunyinya demikain, “Hari ini sahabatku yang baik menyelamatkan aku.”

Si sahabat yang tadinya menempeleng dan menyelamatkan ini bertanya-tanya, kenapa sahabatnya tadi menulis di atas pasir, sekarang menulisnya di atas batu?

Kemudian sahabat itu menjawab demikian, “Jika ada orang yang menyakitimu, cukuplah kita tulis di atas pasir saja, sebab sebentar akan datang angin kencang, hujan deras, dan ombak air melenyapkan tulisan itu, sehingga engkau segera melupakannya.

Namun jika ada orang berbuat baik kepadamu, tulislah di atas batu, supaya kalau ada angin kencang hujan dan badai menerpa, tulisannya tidak pernah akan hilang dan kamu akan ingat selalu kebaikannya.”

Pelajaran ini sangat berharga bagi kita yang sedang sakit hati, biarlah kita tulis di atas pasir, supaya semua itu cepat dihanyutkan dan hilang, dengan demikian kita segera melupakannya. Mari ingatlah kebaikan orang lain, jangan ingat kejahatannya, sehingga kita tidak perlu merasa sakit hati.

Hidup kita semestinya maju terus, karena hari-hari berjalan tanpa berhenti, namun jika kita mandek hanya karena sakit hati, maka kita akan merasa rugi. Mari tinggalkan rasa sakit hati, supaya hidup yang Anda jalani nampak lebih indah dan penuh suka-cita.


Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Aqurblogger.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger