Hubungan yang baik dalam dalam menempuh kasih sayang seorang wanita terhadap pasangannya sangat dioerlukan. Dalam masalah Percintaan biasanya selalu di akhiri dengan Pernikahan. Membicarakan masalah persesi romantis bagi laki-laki rasanya seperti membahas sesuatu yang akan membuat orang tersipu-sipu malu. Persepsi laki-laki dan wanita tentang romantisme ternyata tidak selalu sama. Bagi laki-laki, romantisme orientasinya adalah tujuan, jadi harus nyata, bukan simbol.
Hal ini dibuktikan dengan romantis bagi suami memerlukan kedekatan istri secara fisik. Bagi laki-laki kartu ucapan bertuliskan "I miss you" mungkin kurang romantis. Begitu pula jika ada pihak ketiga yang ikut nimbrung dalam suatu momen romantis (maksudnya anak). Lain halnya dengan wanita. Wanita mengasosiasikan romantisme dengan hal-hal yang berorientasi kepada hubungan yang serasi, penuh cinta kasih, tidak selalu fisik. Itulah sebabnya seorang wanita menganggap pemberian bunga, puisi dan rayuan sebagai perilaku romantis.
Kebutuhan akan romantisme sebenarnya ada pada pihak wanita. Wanita memerlukan semua ritual romantis yang mampu dilakukan laki-laki. Ini merupakan penjelasan mengapa novel-novel percintaan dan sinetron berbumbu romantisme selalu laris. Singkatnya kalau para wanita itu memiliki para suami yang romantis, buat apa mereka berangan-angan mencari romantisme lewat novel dan sinetron?
Namun bukan berarti laki-laki tidak butuh romantisme. Karena masalahnya adalah biasanya untuk urusan romantisme, suami melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu kepada istri. Padahal tidak semua laki-laki memiliki sense of romance yang sama dengan istrinya. Sehingga kemesraan dan kebahagiaan yang diharapkan sebagai tujuan dari ritual romantis itu tidak selalu tercapai.
Jika wanita merasa romantis maka ia akan merasa dicintai dan dipuja. Sedangkan jika laki-laki merasa romantis maka ia akan merasa dicintai dan gairahnya akan bangkit.
Seorang suami yang merasa mendapatkan perlakuan yang nyaman dari istrinya akan merasa lebih bahagia dan romantis. Ketika suami melakukan hal-hal kecil untuk istri, ucapan terimakasih dan wajah yang gembira akan menjadi kebahagiaan yang manis bagi suami. Penghargaan istri terhadap hal-hal yang dilakukan suami merupakan hal yang romantis bagi suami.
Ketika seorang istri menyatakan rasa puas dan bahagia atas semua yang dilakukan suami, maka suami akan merasa sebagai seorang pahlawan yang menang perang. Ia akan merasa bahagia, romantis dan gagah perkasa dalam waktu yang bersamaan.
Laki-laki memerlukan waktu-waktu tertentu untuk berkumpul dengan sesama laki-laki. Pada saat-saat seperti ini laki-laki akan merasa nyaman jika istrinya memberikan kepercayaan penuh dan tidak usil dengan kehidupan sosial bersama teman-temannya. Setelah beberapa saat berada dalam lingkungan maskulin, para suami akan lebih merindukan istri.
Sebagaimana wanita, para laki-laki pun perlu merasa romantisme mereka dimanjakan oleh para istri. Seorang istri sebaiknya menyambut isyarat-isyarat gairah suami dengan baik. Jangan sampai ada kesan enggan apalagi jual mahal. Penolakan sama sekali tidak romantis buat laki-laki.
Hal ini dibuktikan dengan romantis bagi suami memerlukan kedekatan istri secara fisik. Bagi laki-laki kartu ucapan bertuliskan "I miss you" mungkin kurang romantis. Begitu pula jika ada pihak ketiga yang ikut nimbrung dalam suatu momen romantis (maksudnya anak). Lain halnya dengan wanita. Wanita mengasosiasikan romantisme dengan hal-hal yang berorientasi kepada hubungan yang serasi, penuh cinta kasih, tidak selalu fisik. Itulah sebabnya seorang wanita menganggap pemberian bunga, puisi dan rayuan sebagai perilaku romantis.
Kebutuhan akan romantisme sebenarnya ada pada pihak wanita. Wanita memerlukan semua ritual romantis yang mampu dilakukan laki-laki. Ini merupakan penjelasan mengapa novel-novel percintaan dan sinetron berbumbu romantisme selalu laris. Singkatnya kalau para wanita itu memiliki para suami yang romantis, buat apa mereka berangan-angan mencari romantisme lewat novel dan sinetron?
Namun bukan berarti laki-laki tidak butuh romantisme. Karena masalahnya adalah biasanya untuk urusan romantisme, suami melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu kepada istri. Padahal tidak semua laki-laki memiliki sense of romance yang sama dengan istrinya. Sehingga kemesraan dan kebahagiaan yang diharapkan sebagai tujuan dari ritual romantis itu tidak selalu tercapai.
Jika wanita merasa romantis maka ia akan merasa dicintai dan dipuja. Sedangkan jika laki-laki merasa romantis maka ia akan merasa dicintai dan gairahnya akan bangkit.
Seorang suami yang merasa mendapatkan perlakuan yang nyaman dari istrinya akan merasa lebih bahagia dan romantis. Ketika suami melakukan hal-hal kecil untuk istri, ucapan terimakasih dan wajah yang gembira akan menjadi kebahagiaan yang manis bagi suami. Penghargaan istri terhadap hal-hal yang dilakukan suami merupakan hal yang romantis bagi suami.
Ketika seorang istri menyatakan rasa puas dan bahagia atas semua yang dilakukan suami, maka suami akan merasa sebagai seorang pahlawan yang menang perang. Ia akan merasa bahagia, romantis dan gagah perkasa dalam waktu yang bersamaan.
Laki-laki memerlukan waktu-waktu tertentu untuk berkumpul dengan sesama laki-laki. Pada saat-saat seperti ini laki-laki akan merasa nyaman jika istrinya memberikan kepercayaan penuh dan tidak usil dengan kehidupan sosial bersama teman-temannya. Setelah beberapa saat berada dalam lingkungan maskulin, para suami akan lebih merindukan istri.
Sebagaimana wanita, para laki-laki pun perlu merasa romantisme mereka dimanjakan oleh para istri. Seorang istri sebaiknya menyambut isyarat-isyarat gairah suami dengan baik. Jangan sampai ada kesan enggan apalagi jual mahal. Penolakan sama sekali tidak romantis buat laki-laki.