Banyak orang berebut menjadi orang penting dalam kehidupan sehari-hari. Ada berbagai motivasi yang diungkapkan. Berbagai usaha ditempuh untuk meraih keinginan untuk menjadi orang penting. Setelah meraih keiningan itu, orang merasa bahagia. Soalnya, apakah cukup orang menjadi orang penting dalam hidup ini?
Namun menurut Ebet Kadarusman, belum cukup orang menjadi orang penting. Ia berkata, “Memang baik jadi orang penting, tetapi jauh lebih penting untuk jadi orang baik.”
Tentu saja ini sebuah ungkapan yang menantang manuisa untuk semakin menjadi orang baik dalam hidup ini. Ebet Kadarusman meninggal Sabtu, 20 Maret 2010, lalu di Bandung. Ia dikenal oleh banyak pemirsa televisi lewat acara ‘Salam Canda’. Ungkapan atau pesan tadi merupakan trademark saat ia membawakan acara tersebut.
Sahabat, tentu saja pesan tadi punya makna yang mendalam bagi hidup manusia. Boleh-boleh saja orang berlomba-lomba untuk menjadi orang penting. Namun yang mesti diingat adalah orang mesti berusaha untuk menjadi orang baik dalam hidup ini. Ketika orang hanya mengejar keinginan untuk menjadi orang penting, orang bisa menempuhnya dengan cara-cara yang tidak terpuji.
Untuk itu, perlu kesadaran dalam diri manusia tentang makna kehidupan ini. Apakah orang hidup untuk mengejar cita-cita menjadi orang penting? Atau orang mesti menjadi orang baik lebih dahulu baru menjadi orang penting? Tentu saja tidak mudah menjadi orang yang baik. Orang mesti menghadapi berbagai rintangan dalam hidup ini. Orang mesti melewati tantangan-tantangan.
Namun kalau orang tetap bertahan pada prinsip untuk menjadi orang baik lebih dahulu, orang akan mengalami hidup ini menjadi lebih bermakna. Hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk melakukan hal-hal baik dan berguna bagi orang lain. Orang akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang baik. Namun soal baik buruknya seseorang tentu bukan penilaian dari diri sendiri. Hal itu merupakan penilaian dari orang lain atas kinerja dan sepak terjang seseorang dalam hidup ini.
Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk menjadi orang yang baik. Orang yang baik itu orang yang mampu melepaskan diri dari egoisme dan cinta diri yang berlebihan. Mengapa mesti demikian? Karena orang yang baik itu mesti rela berkorban bagi sesamanya. Orang yang baik itu rela mendahulukan kepentingan dan kebahagiaan sesamanya. Orang yang baik itu mampu memberi dirinya bagi kebahagiaan sesamanya.
Mari kita berlomba-lomba menjadi orang yang baik dengan cara-cara yang baik. Hanya dengan menjadi orang baik, kita mampu menjadi pembawa kegembiraan dan harapan dalam hidup sehari-hari. Tuhan memberkati. **
Namun menurut Ebet Kadarusman, belum cukup orang menjadi orang penting. Ia berkata, “Memang baik jadi orang penting, tetapi jauh lebih penting untuk jadi orang baik.”
Tentu saja ini sebuah ungkapan yang menantang manuisa untuk semakin menjadi orang baik dalam hidup ini. Ebet Kadarusman meninggal Sabtu, 20 Maret 2010, lalu di Bandung. Ia dikenal oleh banyak pemirsa televisi lewat acara ‘Salam Canda’. Ungkapan atau pesan tadi merupakan trademark saat ia membawakan acara tersebut.
Sahabat, tentu saja pesan tadi punya makna yang mendalam bagi hidup manusia. Boleh-boleh saja orang berlomba-lomba untuk menjadi orang penting. Namun yang mesti diingat adalah orang mesti berusaha untuk menjadi orang baik dalam hidup ini. Ketika orang hanya mengejar keinginan untuk menjadi orang penting, orang bisa menempuhnya dengan cara-cara yang tidak terpuji.
Untuk itu, perlu kesadaran dalam diri manusia tentang makna kehidupan ini. Apakah orang hidup untuk mengejar cita-cita menjadi orang penting? Atau orang mesti menjadi orang baik lebih dahulu baru menjadi orang penting? Tentu saja tidak mudah menjadi orang yang baik. Orang mesti menghadapi berbagai rintangan dalam hidup ini. Orang mesti melewati tantangan-tantangan.
Namun kalau orang tetap bertahan pada prinsip untuk menjadi orang baik lebih dahulu, orang akan mengalami hidup ini menjadi lebih bermakna. Hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk melakukan hal-hal baik dan berguna bagi orang lain. Orang akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi orang yang baik. Namun soal baik buruknya seseorang tentu bukan penilaian dari diri sendiri. Hal itu merupakan penilaian dari orang lain atas kinerja dan sepak terjang seseorang dalam hidup ini.
Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk menjadi orang yang baik. Orang yang baik itu orang yang mampu melepaskan diri dari egoisme dan cinta diri yang berlebihan. Mengapa mesti demikian? Karena orang yang baik itu mesti rela berkorban bagi sesamanya. Orang yang baik itu rela mendahulukan kepentingan dan kebahagiaan sesamanya. Orang yang baik itu mampu memberi dirinya bagi kebahagiaan sesamanya.
Mari kita berlomba-lomba menjadi orang yang baik dengan cara-cara yang baik. Hanya dengan menjadi orang baik, kita mampu menjadi pembawa kegembiraan dan harapan dalam hidup sehari-hari. Tuhan memberkati. **
sumber
Rustadhie.Mukomuko