Bisakah orang Barat (atau bahkan orang Timur) melihat perilaku terpuji agama Islam dengan sudut pandang yang jernih? Sejak Tragedi 9/11 (11 September 2001), nama Islam di dunia internasional sedikit tercoreng. Alasannya, saat itu Usamah bin Ladin, yang kebetulan seorang Islam dan keluarga dekat penguasa Arab (Klan Saud), dituduh sebagai pelaku penghancuran menara WTC dan perusakan Pentagon.
Islam dituduh sebagai agama teroris. Keadaan diperparah dengan Tragedi Bom Bali pada 12 Oktober 2002 (balasan atas Tragedi 9/11 yang sebenarnya didalangi Amerika Serikat). Lagi-lagi “pelakunya” adalah muslim.
Amrozi, Imam Samudera, dan kawan-kawan, bahkan telah dieksekusi atas “tindakan” mereka tersebut (walaupun ada kemungkinan tindakan tersebut disusupi oleh intelijen). Dapat dikatakan, rusaklah citra Islam. Agama ini dikenal sebagai agama yang ditegakkan dengan darah.
Rujukan Keliru
Biasanya, orang yang ingin menjatuhkan Islam, merujuk pada Q.S. 2:191.
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir”.
Sekilas, ayat tersebut memang memerintahkan pembunuhan jika kita hanya membaca awal kalimat, “Bunuhlah di mana saja kamu jumpai mereka”. Akan tetapi, kita harus melanjutkan pembacaan dan memahami konteks bahwa perintah ini diturunkan karena orang-orang Quraisy yang telah mengusir muslim dari Mekah dan melakukan fitnah.
Konteks Perang
Seperti yang kita ketahui, kaum Quraisy yang hobi berdagang tidak terima dengan ajakan Nabi Muhammad untuk menyembah satu Tuhan, Allah. Alasannya, di Kabah awalnya terdapat 360 patung dewa yang melambangkan jumlah hari.
Setiap hari, ada orang yang berdoa di Kabah menyembah dewa berbeda, termasuk orang-orang dari pelosok jauh. Kafir Quraisy khawatir jika Nabi Muhammad berhasil menyebarkan agama Islam, mereka akan rugi besar. Maklum, banyak kafilah yang datang ke Mekah untuk menginap dan membeli cindera mata demi patung-patung tersebut.
Kafir Quraisy juga tidak segan membunuh orang yang masuk Islam. Bahkan, mereka pernah memboikot jalur perdagangan Nabi demi mengusir Nabi dari Mekah.
Menunggu Tantangan Perang
Setelah mempelajari Q.S. 2:191, kita juga harus membaca ayat sebelumnya, Q.S. 2:190.
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Dalam ayat ini, jelas perintah perang dicetuskan setelah muslim diserang. Jika tidak diserang, muslim tentu wajib diam. Yang paling penting, Allah mengingatkan bahwa muslim tidak boleh melampaui batas dalam membalas serangan.
Sindiran untuk Amerika Serikat
Sekarang, kita patut berkaca pada Tragedi 9/11. Saat itu, Amerika “diserang”, lalu membalas serangan dengan melampaui batas. Mereka menyerang Irak dan Afghanistan, membunuhi bayi dan wanita, menembaki laki-laki seperti dalam game petualangan, lalu mengeruk keuntungan dari ladang minyak Irak dan ladang lithium Afghanistan. Kita dapat bertanya, perilaku siapakah yang tidak terpuji?